BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Membaca merupakan suatu proses yang
bukan sahaja dilalui oleh pelajar malah ia turut dilalui oleh pembaca dewasa.
Lazimnya, membaca merupakan proses yang paling banyak dilalui oleh pelajar
semasa mereka menuntut di institusi pengajian tinggi. Mereka membaca untuk
mencari tugasan, menganalisis teks untuk mendapatkan maklumat, membaca jurnal,
laporan dan sebagainya. Walau bagaimanapun, mereka juga mengalami kesukaran
dalam proses membaca terutamanya yang melibatkan usaha untuk memahami isi
kandungan teks. Menurut Carrell (1992), beliau menyatakan keupayaan untuk
memahami isi kandungan teks banyak dipengaruhi oleh latar belakang bahan yang
dibaca, bahasa yang sukar difahami, jenis dan panjang sesuatu petikan. Malahan,
dapatan kajian yang dilakukan oleh Kid dan Greene (2002) menunjukkan pembaca
dewasa juga menghadapi masalah dalam membaca seperti masalah kesedaran fonemik,
analisis perkataan, kelancaran, perbendaharaan kata dan pemahaman. Memandangkan
penguasaan membaca dianggap penting dalam proses pengajaran dan pembelajaran,
maka kita perlu menilai aspek yang mempengaruhi permasalahan dalam membaca
untuk memastikan pembelajaran tersebut berkesan. (Yahya Othman, 2003 : 9)
Antara masalah yang mempengaruhi
proses membaca adalah seperti membaca secara pasif, strategi yang tidak jelas,
kurangnya pengetahuan lalu, kurang mengintegrasi maklumat, sikap sambil lewat, kesadaran meta kognitif serta kasedaran dan pemantauan proses membaca.
1.2
Tujuan
Makalah ini di tulis dengan beberapa
tujuan sebagai berikut :
1.
Penulis
ingin mengetahui pengertian metode loci dan peta konsep,
2.
Penulis
ingin belajar menerapkan membaca dengan metode loci dan peta konsep, dan
3.
Setelah
membaca uraian nanti di harapkan pembaca bisa meningkatkan daya minat membaca
ke depannya.
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Metode Loci
Metode Loci bisa
di sebut juga metode lokasi adalah alat mnemonik yangberfungsi dengan
mengasosiasikan tempat-tempat atau benda-benda di lokasi dengan hal-hal yang
ingin kita ingat.
Metode Loci adalah tehnik mengingat
yang paling sering digunakan oleh para peserta dan pemenang tahunan dalam Kejuaraan
Memori Dunia.Kejuaraan ini menuntut para partisipan untuk menghafal informasi
sebanyak mungkin. Data yang harus diingat-ingat biasanya berupa urutan angka,
digit biner, kata-kata acak, nama serta wajah, tanggal bersejarah, gambar
abstrak, dan kartu.
Kita bisa menggunakan metode loci
sebagai tehnik memori untuk membantu kita dalam menghafal dan mengingat sesuatu
atau beberapa hal.Lociberasal dari bahasa latin yang berarti lokasi atau tempat.
Metode locimemanfaatkan kemampuan otak khususnya di bagian hippocampusuntukmenguatkan ingatan dengan konteks spasial.
Dengan kata lain, metode loci ini
bekerja dengan mengasosiasikan hal-hal yang ingin kita ingat-ingat dengan
gambaran suatu atau beragam tempat dan lokasi yang spesifik serta familiar.
Menggunakan ingatan kita yang telah dimiliki sebelumnya tentang beberapa tempat
dan rute yang sudah dikenal dengan baik sebagai alat bantu dalam menghafal
beberapa hal yang ingin kita ingat-ingat nantinya.
Ketika kita ingin menghafal suatu
urutan kata-kata, kita bisa membuat suatu perjalanan mental dan membayangkan
kata-kata yang ingin diingat berada pada beberapa lokasi atau tempat yang
spesifik, diurut sesuai rute perjalanannya. Sebagai variasidari tehnik memori
ini, kita bisa menciptakan suatu wilayah fiktif atau khayalan seperti istana
fiktif atau kota khayalan selama masih mudah untuk diingat-ingat seperti
lingkungan di sekitar tempat tinggal kita sendiri.
Secara teoritis, otak lebih mudah
mengingat hal-hal yang sudah akrab dan komunikasi saraf dalam otak menciptakan
gambar-gambar.Teori ini memang masih diperdebatkan.Tapi telah terbukti berguna
jika kita ingin menghapal sesuatu kita menggunakan repetisi agar sesuatu itu
tertanam dalam memori dengan mudah.Contohnya;
seorang anak yang sedang belajar akan cenderung lebih suka membacadengan buku yang
banyak gambarnya dari pada yg banyak teks.
Teori selanjutnya adalah, otak
berbicara dalam gambar. Misalnya, jika kita mendengar kata-kata seperti:
‘gajah’, maka otak kita akan membayangkan seekor gajah daripada melihat huruf-huruf
seperti: ‘g, a, j, a, dan huruf h’ di otak kita. Maka dari itu, kita lebih
ingat dengan wajah seseorang daripada hafal nama-namanya saja tanpa melihat
rupanya.Contohnya: banyak orang
merasa familiar dan merasa kenal seseorang yang sudah lama tidak ditemui
namunternyata lupa dengan namanya. Atau seseorang lebih mudah dalam mempelajari
sesuatu jika ada gambar, bagan, grafik, ilustrasi, dan seterusnya.
Metode loci ini seperti
menggabungkan kedua teori ini, sehingga kemampuan memori bisa meningkatberkali
lipat.Keberhasilan dari penggunaan teori ini memang tidak selalu konsisten tapi
relatif berguna untuk mengingat-ingat, setidaknya telah terbukti dalam meningkatkan
memori jangka pendek.Sedangkan untuk memori jangka panjang dibutuhkan investasi
waktu dan energi yang banyak tapi tetap lebih baik dengan menggunakan metode
loci yang telah teruji ini.
Medial parietal kortek dan
retrosplenial korteks berkontribusi kepada kemampuan seseorang untuk mengingat
suatu area yang telah kita kunjungi, menghafal urutan tempat di dalam suatu
rute yang pernah kita datangi, dan bisa tahu arah tanpa tersesat di suatu
daerah yang sudah dikenal dengan baik.Metode loci memanfaatkan kemampuan ini
dengan menyimpan memori yang baru kepada gambaran mental dari memori lama dari
beberapa lokasi.
Juara dunia dalam kompetisi
menghafal, Dominic O’Brien, memakai metode loci yang dia sebut sebagai tehnik
memori dengan metode perjalanan. Juara mengingat dari Jerman, Clemens Mayer,
menggunakan metode loci untuk menghafal 1040 urutan angka yang acak dengan
menggunakan 300 titik lokasi menuju rumahnya dalam ingatannya. Bahkan, ada
orang yang bisa mengingat urutan konstanta pi hingga digit ke-65.536.
Seseorang yang bernama Simon Reinhard bisa menghafal urutan kartu yang telah
dikocok dalam waktu hanya 21,19 detik saja.
Contoh Penggunaan dari Tehnik
Memori dengan Metode Loci:
Misalnya; kita ingin menghafal
daftar belanjaan kita sebelum pergi ke supermarket.Maka kita bisa mengingat-ingat
barang-barang yang ingin kita beli sembari membayangkan perjalanan mental pergi
dari tempat tidur menuju dapur di dalam benak kita.Sebagai contohnya di dalam
daftar belanja kita urutan yang pertama adalah telur, dan kita bayangkan saja
telur itu ada di atas ranjang.
Selanjutnya, di dalam contoh
tersebut barang untuk dibelanjakan yang kedua adalah roti. Maka, kita bisa
bayangkan roti tersebut ada di depan pintu di dalam imajinasi kita. Dan begitu
seterusnya untuk setiap benda belanjaan yang ingin kita ingat-ingat, diletakkan
di beberapa lokasi secara berurutan sepanjang perjalanan sesuai rute khayalan
kita dari kamar menuju dapur.
Sehingga, sesampainya kita di supermarket,
kita bisa menggali memori kita untuk mengingat-ingat daftar belanjaan dengan
metode loci ini.Kita pikirkan rute perjalanan dari ruang tidur menuju dapur dan
melihat secara mental; barang-barang belanjaan yang kita ingin ingat-ingat.
Dalam bayangan pikiran tersebut, kita akan mengingat telur yang di atas kasur,
roti yang di depan pintu, dan seterusnya sampai ke titik lokasi atau tempat
terakhir di dapur khayalan kita.
Sebagai tips tambahan, kita bisa
menggunakan tehnik memori dengan metode loci ini secara lebih baik menggunakan
imajinasi yang dramatis atau berlebihan. Misalnya; kita bisa bayangkan banyak
cairan yang berbau amis dari telur yang pecah di atas sprei dan
memvisualisasikan ada selembar roti raksasa yang menutupi pintu ke arah dapur.
Semakin aneh penggambarannya, otak kita akan lebih fokus untuk memperhatikan
sehingga akan lebih tertanam kuat di dalam memori atau ingatan.
Namun yang perlu diperhatikan adalah;
metode loci masih terlalu sederhana untuk mempelajari sesuatu secara lebih
mendalam.Tehnikini hanyauntuk membantu ingatan sehingga perlu dilengkapi dengan
pendekatan yang logis dan rasional untuk pembelajaran suatu materi ilmiah.Harap
dipergunakan sesuai fungsinya; meningkatkan memori secara singkat dan efektif.
2.2aaaPengertian Konsep
Konsep dapat didefenisikan dengan bermacam-macam rumusan.Salah satunya adalah defenisi yang dikemukakan Carrol dalam Kardi (1997: 2) bahwa konsep merupakan suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok obyek atau kejadian. Abstraksi berarti suatuaprosesapemusatanaperhatianaseseorangapadaasituasiatertentuadan mengambil elemen-elemen tertentu, serta mengabaikan elemen yang lain.
Tidak ada satu pun definisi yang dapat mengungkapkan arti yang kaya dari konsep atau berbagai macam konsep-konsep yang diperoleh para siswa.Oleh karena itu konsep-konsep itu merupakan penyajian internal dari sekelompok stimulus, konsep-konsep itu tidak dapat diamati, dan harus disimpulkan dari perilaku.
Dahar menyatakan bahwa konsep merupakan dasar untuk berpikir, untuk belajar aturan-aturan dan akhirnya untuk memecahkan masalah.Dengan demikian konsep itu sangat penting bagi manusia dalam berpikir dan belajar.
Pemetaan konsep merupakan suatu alternatif selain outlining, dan dalam beberapa hal lebih efektif daripada outlining dalam mempelajari hal-hal yang lebih kompleks.Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi merupakan dua atau lebih konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unitasemantika(NovakadalamaDahara1988:150).
George Posner dan Alan Rudnitsky dalam Nur (2001b: 36) menyatakan bahwa peta konsep mirip peta jalan, namun peta konsep menaruh perhatian pada hubungan antar ide-ide, bukan hubungan antar tempat. Peta konsep bukan hanyaameggambarkanakonsep-konsepayangapentingamelainkanajuga menghubungkan antara konsep-konsep itu.Dalam menghubungkan konsep-konsep itu dapat digunakan dua prinsip, yaitu diferensiasi progresif dan penyesuaian integratif. Menurut Ausubel dalam Sutowijoyo (2002: 26) diferensiasi progresif adalah suatu prinsip penyajian materi dari materi yang sulitadipahami.aSedangapenyesuaianaintegratifaadalahasuatuaprinsip pengintegrasian informasi baru dengan informasi lama yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu belajar bermakna lebih mudah berlangsung, jika konsep-konsepbaruadikaitkanadenganakonsepayangainklusif.
Untuk membuat suatu peta konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis. Kadang-kadang peta konsep merupakan diagram hirarki, kadang peta konsep itu memfokus pada hubungan sebab akibat. Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih jelas, maka Dahar (1988: 153) mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut:
1. Peta konsep
(pemetaan konsep) adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan
proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu bidang studi fisika, kimia,
biologi, matematika dan lain-lain. Dengan membuat sendiri peta konsep siswa
“melihat” bidang studi itu lebih jelas, dan mempelajari bidang studi itu lebih
bermakna.
2. Suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua
dimensi dari suatu bidang studi atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri
inilah yang memperlihatkan hubungan-hubungan proposisional antara
konsep-konsep. Hal inilah yang membedakan belajar bermakna dari belajar dengan
cara mencatat pelajaran tanpa memperlihatkan hubungan antara konsep-konsep.
3. Ciri yang
ketiga adalah mengenai cara menyatakan hubungan antara konsep-konsep. Tidak
semua konsep memiliki bobot yang sama. Ini berarti bahwa ada beberapa konsep
yang lebih inklusif dari pada konsep-konsep lain.
4. Ciri keempat
adalah hirarki. Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep
yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hirarki pada petaakonsepatersebut.
Peta konsep dapat menunjukkan secara visual berbagai jalan yang dapat ditempuh dalam menghubungkan pengertian konsep di dalam permasalahanya. Peta konsep yang dibuat murid dapat membantu guru untuk mengetahui miskonsepsi yang dimiliki siswa dan untuk memperkuat pemahaman konseptual guru sendiri dan disiplin ilmunya. Selain itu peta konsep merupakan suatu cara yang baik bagi siswa untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi baru (Arends, 1997: 251).
Peta konsep dapat menunjukkan secara visual berbagai jalan yang dapat ditempuh dalam menghubungkan pengertian konsep di dalam permasalahanya. Peta konsep yang dibuat murid dapat membantu guru untuk mengetahui miskonsepsi yang dimiliki siswa dan untuk memperkuat pemahaman konseptual guru sendiri dan disiplin ilmunya. Selain itu peta konsep merupakan suatu cara yang baik bagi siswa untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi baru (Arends, 1997: 251).
2.2.1 Cara Menyusun Peta Konsep
Menurut Dahar (1988:154) peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna.Oleh karena itu siswa hendaknya pandai menyusun peta konsep untuk meyakinkan bahwa siswa telah belajar bermakna. Langkah-langkah berikut ini dapat diikuti untuk menciptakan suatu peta konsep,
Diantaranya :
1. mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.
2. mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide aautama
3. menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut
4.mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual aamenunjukan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan langkah-langkah menyusun peta konsep sebagai berikut:
1. Memilih suatu bahan bacaan
2. Menentukan konsep-konsep yang relevan
3.Mengelompokkan (mengurutkan ) konsep-konsep dari yang paling inklusif aake yang paling tidak inklusif
4. Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep-konsep yang aapaling inklusif diletakkan di bagian atas atau di pusat bagan tersebut.
1. mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.
2. mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide aautama
3. menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut
4.mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual aamenunjukan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan langkah-langkah menyusun peta konsep sebagai berikut:
1. Memilih suatu bahan bacaan
2. Menentukan konsep-konsep yang relevan
3.Mengelompokkan (mengurutkan ) konsep-konsep dari yang paling inklusif aake yang paling tidak inklusif
4. Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep-konsep yang aapaling inklusif diletakkan di bagian atas atau di pusat bagan tersebut.
aaaaaDalam
menghubungkan konsep-konsep tersebut dihubungkan dengan kata hubung. Misalnya
“merupakan”, “dengan”, “diperoleh”, dan lain-lain.
2.2.2 Jenis-jenis Peta Konsep
Menurut Nur (2000) dalam Erman (2003: 24) peta konsep ada empat macam yaitu: pohon jaringan (network tree), rantai kejadian (events chain), peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map).
1.aPetaaKonsepaPohonaJaringan.
Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata lain dihubungkan oleh garis penghubung. Kata-kata pada garis penghubung memberikan hubungan antara konsep-konsep.Pada saat mengkonstruksi suatu pohon jaringan, tulislah topik itu dan daftar konsep-konsep utama yang berkaitan dengan topik itu.Daftar dan mulailah dengan menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus. Cabangkan konsep-konsepayangaberkaitanaituadariakonsepautamaadanaberikan
hubungannya pada garis-garis itu (Nur dalam Erman 2003: 25)
Pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
-aMenunjukanainformasiasebab-akibat
-aSuatuahirarki
-aProsedurayangabercabang
-aMenunjukanainformasiasebab-akibat
-aSuatuahirarki
-aProsedurayangabercabang
Istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan.
2.aPetazKonsepZRantaiaKejadian.
Nur dalam Erman (2003:26) mengemukakan bahwa peta konsep rantai kejadian
dapat digunakan untuk memerikan suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses.Misalnya dalam melakukanaeksperimen.
Rantai kejadian cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
-aMemerikanatahap-tahapasuatuaproses
-aLangkah-langkahadalamasuatuaprosedur
-aSuatuaurutanakejadian
3.aPetaaKonsepaSiklus
Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil akhir. Kejadian akhir pada rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian awal.Seterusnya kejadian akhir itu menhubungkan kembali ke kejadian awal siklus itu berulang dengan sendirinya dan tidak ada akhirnya.Peta konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang.Gambar 2.5 memperlihatkan siklus tentang hubungan antara siang dan malam.
4.aPetaaKonsepaLaba-laba
Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Dalam melakukan curah pendapat ide-ide berasal dari suatu ide sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide yang bercampur aduk. Banyak dari ide-ide tersebut berkaitan dengan ide sentral namun belum tentu jelas hubungannya satu sama lain. Kita dapat memulainya dengan memisah-misahkan dan mengelompokkan istilah-istilah menurut kaitan tertentu sehingga istilah itu menjadi lebih berguna dengan menuliskannya di luar konsep utama. Peta konsep laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
a)aTidakamenurutahirarki,akecualiaberadaadalamasuatuakategori
b)aKategoriyangatidakaparalel
c)aHasilacurahapendapat
Proses mengajarkan strategi belajar digunakan dua pendekatan pengajaran utama, yaitu pengajaran langsung dan pengajaran terbalik (Nur 2000: 45). Pengajaran langsung merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.Dalam melatihkan strategi belajar secara efektif memerlukan pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional tentang strategi-strategi belajar. Pengetahuan deklaratif tentang strategi-strategi tertentu termasuk bagaimana strategi itu didefinisikan, mengapa strategi itu berhasil, dan bagaimana strategi itu serupa atau berbeda dengan strategi-strategi lain. Siswa juga memerlukan pengetahuan prosedural, sehingga mereka dapat menggunakan berbagai macam strategi secara efektif.Di samping itu juga menggunakan pengetahuan kondisional untuk mengetahui kapan dan mengapaamenggunakanastrategiatertentu.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Lociberasal dari bahasa latin yang
berarti lokasi atau tempat. Metode locimemanfaatkan kemampuan otak khususnya di
bagian hippocampusuntukmenguatkan
ingatan dengan konteks spasial.
Metode Loci adalah tehnik mengingat
yang paling sering digunakan oleh para peserta dan pemenang tahunan dalam
Kejuaraan Memori Dunia.Kejuaraan ini menuntut para partisipan untuk menghafal
informasi sebanyak mungkin. Data yang harus diingat-ingat biasanya berupa
urutan angka, digit biner, kata-kata acak, nama serta wajah, tanggal
bersejarah, gambar abstrak, dan kartu.
Peta konsep (pemetaan konsep) adalah
suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu
bidang studi, apakah itu bidang studi fisika, kimia, biologi, matematika dan
lain-lain. Dengan membuat sendiri peta konsep siswa “melihat” bidang studi itu
lebih jelas, dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.
III.2 Saran
Didalam
pembelajaran LOCI serta Peta Konsep ada beberapa rumusan bagaimana cara
mempelajari LOCI serta Peta Konsep, di dalam penulisan makalah ini banyak sekali mungkin kekurangan dan kesalahan. Adapun saran dan pesan yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dan sebelumnya kami ucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Reza, Wahyu (30-11-2013). Tips Mengingat dengan Tehnik Memori Metode Loci (online) Tersedia : http://tipsmotivasi.com/2012/05/17/tips-mengingat-dengan-tehnik-memori-metode-loci (17/05/2012)
Kholil, Anwar (27-11-2013). Peta Konsep untuk Mempermudah Konsep Sulit dalam Pembelajaran (online) Tersedia: http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/peta-konsep-untuk-mempermudah-konsep.html
Septiana, Ismi. 2011. KEEFEKTIFAN
PENGGUNAAN MEDIA
PETA KONSEP POHON JARINGAN